Majalengka dan KPK Bersinergi Bangun Budaya Antikorupsi Sejak Dini
0 menit baca
![]() |
Roadshow KPK 2025 di Majalengka. Foto: Eko |
MAJALENGKA — Semangat membangun negeri yang bersih dari korupsi menggema di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Rabu (30/7/2025), pemerintah daerah bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) dalam menyelenggarakan rangkaian kegiatan Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi (JNBA) tahun 2025.
Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional, agenda ini menjadi ruang edukatif yang tak hanya sarat makna, tetapi juga menyentuh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga aparatur pemerintahan.
Bupati Majalengka Eman Suherman menegaskan pentingnya menanamkan nilai kejujuran dan integritas sejak dini, sebagai fondasi membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan bermartabat.
“Kami ingin Majalengka tumbuh sebagai daerah yang bebas dari praktik korupsi. Melalui kolaborasi ini, kita dorong anak-anak kita agar tumbuh menjadi generasi yang berani berkata jujur dan menjaga amanah,” ujar Bupati Eman saat menghadiri acara di Majalengka Creative Center (MCC).
Acara turut dihadiri Wakil Bupati Dena Ramdhan, Sekda Aeron Randi, perwakilan KPK, jajaran Forkopimda, serta ratusan warga yang memenuhi Alun-Alun Majalengka sebagai lokasi awal kegiatan.
Menebar Semangat Bersama Lewat Gerakan Kolektif
Kemeriahan acara dimulai dengan Senam Majalengka Langkung Sae dan Senam Gerakan Anak Indonesia Hebat. Ratusan peserta dari berbagai unsur masyarakat, seperti ASN, pelajar, ibu-ibu kecamatan, hingga pegawai BUMD, turut ambil bagian.
Berbagai penampilan kreatif pun dihadirkan, mulai dari drumband Satpol PP, yel-yel antikorupsi CPNS Inspektorat, tarian semafor oleh Pramuka, hingga deklarasi antikorupsi yang dilakukan secara kolektif.
Salah satu kegiatan yang menyita perhatian adalah Jelajah Integritas dan Pesta Siaga, di mana lebih dari 1.100 anggota Pramuka menyusuri pos-pos edukatif bertema antikorupsi. Mereka dipandu oleh Tim Paksi (Pasukan Antikorupsi) untuk mengenal lebih dekat nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab sosial.
MCC Jadi Pusat Pembelajaran dan Hiburan Keluarga
Di Majalengka Creative Center, suasana edukatif dipadukan dengan keceriaan khas anak-anak. Berbagai kegiatan seperti pertunjukan Angklung Perempuan Indonesia (API), dongeng interaktif, lomba mewarnai, hingga permainan tradisional mengisi area terbuka.
Tak ketinggalan, layanan publik juga disediakan, mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis oleh Dinas Kesehatan, layanan SIMAMA dari Bapenda, administrasi kependudukan dari Disdukcapil, hingga mobil literasi dari Dinas Perpustakaan Daerah.
Salah satu inisiatif menarik datang dari SDN Majalengka IV yang menghadirkan kantin kejujuran. Di tempat ini, para siswa belajar untuk membeli makanan tanpa penjaga dan mengembalikan uang kembalian secara jujur. Konsep sederhana ini menjadi praktik nyata membangun karakter sejak dini.
Workshop dan Dakwah Moral Antikorupsi
Sejumlah workshop edukatif digelar secara paralel di berbagai lokasi, seperti SMAN 2 Majalengka, Aula Disparbud, BKPSDM, Islamic Center, dan MCC. Pelajar, ASN, kepala desa, pelaku usaha, hingga organisasi kemahasiswaan ikut terlibat.
Materi disampaikan langsung oleh narasumber dari KPK, di antaranya Guntur Kusmeiyano dan Epi Handayani. Selain menjelaskan definisi dan bahaya korupsi, peserta juga diajak untuk mengenali bentuk-bentuk gratifikasi dan praktik curang di kehidupan sehari-hari.
Di Islamic Center, pendekatan edukasi disampaikan dengan sentuhan nilai-nilai keislaman dan spiritualitas, memperkuat pesan bahwa kejujuran adalah bagian dari iman, dan amanah merupakan tanggung jawab yang kelak akan dipertanggungjawabkan.
Puncak Acara Bernuansa Kebersamaan
Sebagai penutup, digelar Car Free Night di halaman MCC. Warga berkumpul menikmati hiburan dari panggung utama yang menyuguhkan video inspiratif, pertunjukan seni budaya, serta penampilan Musik Rakyat dari Bukan Patriot Band yang membawakan lagu bertema antikorupsi.
Kegiatan JNBA 2025 di Majalengka menjadi momentum penting dalam menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan partisipasi publik dalam membangun budaya antikorupsi. Dengan pendekatan edukatif, religius, dan humanis, pemerintah daerah berharap nilai-nilai integritas dapat tumbuh dari lingkungan terkecil, mulai dari rumah, sekolah, hingga ruang publik.
Pewarta •Eko
Editor •Andi