Israel Bombardir Gaza, 24 Warga Palestina Tewas DiBom Saat Mencari Makan
0 menit baca
INET99.ID – Konflik berkepanjangan di Gaza kembali memakan korban jiwa. Serangan udara Israel pada Sabtu (5/7/2025) menewaskan sedikitnya 14 warga Palestina, sementara 10 lainnya meregang nyawa saat mencoba mendapatkan bantuan makanan. Informasi ini disampaikan oleh pejabat rumah sakit kepada kantor berita The Associated Press, memperlihatkan betapa ganasnya situasi kemanusiaan di daerah kantong yang telah dikepung perang selama hampir dua tahun terakhir.
Di tengah dentuman bom dan suara pesawat tempur yang tiada henti, dua pekerja bantuan asal Amerika dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF)—organisasi baru yang didukung Israel—dilaporkan mengalami luka-luka dalam sebuah serangan di Gaza selatan. Pihak GHF menyalahkan kelompok Hamas atas insiden itu, meskipun mereka tak memberikan bukti apa pun terkait tuduhan tersebut.
Masyarakat Gaza yang telah lelah dan putus asa menyambut dengan hati-hati kabar positif dari Hamas yang merespons usulan gencatan senjata 60 hari yang diprakarsai Amerika Serikat. “Kami lelah. Sudah cukup kelaparan, sudah cukup penutupan titik penyeberangan,” ujar Jamalat Wadi, seorang pengungsi di Deir al-Balah yang mengungkapkan keinginan sederhana untuk bisa tidur tanpa dihantui suara tembakan dan serangan udara.
Hamas bersikukuh menuntut jaminan bahwa gencatan senjata ini akan menjadi awal dari penghentian perang secara total serta penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza. Menanggapi dinamika terbaru ini, Presiden Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin mendatang untuk membahas prospek kesepakatan perdamaian tersebut.
Namun, jalan menuju perdamaian tak mudah. Sebelumnya, negosiasi telah kandas karena Israel menolak tuntutan Hamas untuk menghentikan perang sepenuhnya. Netanyahu tetap bersikeras bahwa tujuan utama Israel adalah menghancurkan kekuatan militer Hamas tanpa kompromi.
Di sisi lain, tekanan dari dalam negeri Israel kian meningkat. Einav Zangauker, ibu dari seorang sandera bernama Matan Zangauker, dalam aksi mingguan di Tel Aviv, mendesak pemerintah untuk mengirim delegasi dengan mandat penuh guna mencapai kesepakatan komprehensif. “Tidak seorang pun boleh tertinggal,” tegasnya.
Korban sipil terus berjatuhan. Di kawasan Muwasi, Khan Younis, serangan udara Israel menewaskan tujuh orang, termasuk seorang dokter Palestina dan ketiga anaknya. Sementara itu, empat orang tewas di Bani Suheila dan tiga lainnya tewas dalam tiga serangan terpisah di Khan Younis. Militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan ini.
Situasi makin kacau ketika delapan warga Palestina tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan GHF di Rafah. Seorang lainnya juga kehilangan nyawa di titik GHF berbeda. Pihak GHF membantah korban terjadi di dekat lokasi mereka dan menegaskan bahwa area distribusi mereka dijaga ketat serta berada jauh dari warga sipil.
Sementara itu, satu orang lagi dilaporkan tewas saat menunggu truk bantuan di Khan Younis timur. Insiden ini tampaknya tidak terkait langsung dengan operasi GHF. Saat ini, lebih dari dua juta warga Gaza hidup bergantung pada bantuan kemanusiaan internasional, menyusul kehancuran total terhadap pertanian dan sistem distribusi pangan akibat perang.
Dengan kebutuhan mendesak yang terus meningkat, harapan rakyat Gaza kini terpaut pada gencatan senjata yang belum pasti. Di tengah penderitaan yang membuncah, suara-suara dari pengungsi, pekerja kemanusiaan, dan keluarga sandera menyerukan satu hal yang sama: akhiri perang ini sekarang juga.
Editor •Andi
Dilansir •APNews