Tradisi Ruwatan Desa Cijurey Majalengka, Permata Tersembunyi Ditengah Hingar-bingar Kota
0 menit baca
![]() |
Makan bersama dalam ruwatan desa. Poto : Yudistira |
Majalengka, inet99.id – Warga Desa Cijurey, Kecamatan Panyingkiran, Jawa Barat, menggelar tradisi tahunan ruwatan sebagai bentuk syukur atas hasil bumi dan harapan keberkahan untuk masa tanam berikutnya. Tradisi lokal yang berlangsung meriah ini tak hanya menyatukan masyarakat, tetapi juga menunjukkan potensi ekonomi dan pariwisata budaya yang mulai dilirik pemerintah daerah.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, secara langsung menghadiri kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi atas kekompakan serta pelestarian budaya yang masih terjaga di tengah derasnya arus modernisasi.
“Cijurey ini dekat dengan pusat kota, tapi tradisi dan nilai kebersamaannya luar biasa. Ini bisa jadi identitas wisata budaya Majalengka ke depan,” ujar Eman di lokasi, Senin (14/7/2025).
Tak tanggung-tanggung, Pemerintah Desa Cijurey bersama masyarakat berhasil menggalang anggaran sebesar Rp230 juta secara swadaya untuk menyelenggarakan acara ini. Nilai tersebut digunakan untuk mendanai berbagai rangkaian kegiatan seperti karnaval antar blok, makan bersama seluruh warga, hingga pagelaran wayang golek sebagai penutup.
Potensi Wisata Budaya
Melihat antusiasme dan daya tarik acara, Bupati Eman menyatakan bahwa tradisi Ruwatan Desa Cijurey akan dimasukkan dalam kalender wisata budaya daerah. Pemkab tengah menyusun jadwal rutin agar setiap desa yang memiliki kekayaan tradisi bisa diangkat menjadi bagian dari brand pariwisata Majalengka.
“Kita ingin punya kalender besar, desa-desa mana saja yang tradisinya kuat bisa kita promosikan secara berkelanjutan,” tambahnya.
Sebagai bentuk komitmen, Pemkab Majalengka akan membangun akses infrastruktur berupa jalan sepanjang 400 meter menuju lokasi desa pada tahun ini.
Kekayaan Alam Jadi Daya Tarik
Salah satu daya tarik utama dari ruwatan ini adalah tampilan dekorasi hasil bumi lokal. Di atas panggung utama, warga menyusun berbagai komoditas pertanian seperti padi, jagung, sayuran, hingga buah-buahan sebagai simbol kemakmuran dan bentuk rasa syukur.
Kepala Desa Cijurey, Yusuf Faisal Ghifar, mengatakan bahwa tradisi ini telah berlangsung secara turun temurun dan menjadi bagian penting dari identitas desa.
“Selain untuk menjaga warisan budaya, acara ini juga jadi momentum memperkuat kebersamaan warga dan mengenalkan potensi lokal ke publik yang lebih luas,” jelasnya.
Ia menambahkan, tradisi ruwatan yang dikemas dalam bentuk festival budaya ini juga membuka peluang bagi sektor ekonomi kreatif, khususnya kuliner lokal, seni tradisional, dan pariwisata berbasis komunitas.
Modal Sosial dan Budaya Jadi Pengungkit Ekonomi
Acara ruwatan yang diinisiasi penuh oleh warga ini juga menunjukkan tingginya modal sosial masyarakat Cijurey. Konsep gotong royong dan silih asih-silih asuh masih kuat tercermin dari partisipasi aktif warga dalam setiap proses, dari perencanaan hingga pelaksanaan.
Pemerintah daerah berharap bahwa pelestarian tradisi seperti ini tidak hanya berhenti pada aspek budaya, tetapi bisa dikembangkan sebagai pengungkit ekonomi lokal.
Dengan integrasi ke dalam kalender pariwisata daerah, tradisi ruwatan seperti yang dilakukan Desa Cijurey bisa menarik kunjungan wisatawan, mendongkrak UMKM lokal, dan mengangkat citra Majalengka sebagai kawasan yang kaya akan kearifan lokal dan budaya.
Pewarta •Yudistira
Editor •Andi