Tradisi dan Kebangsaan Menggema di Lailatul Ijtima MWCNU Ujungjaya
0 menit baca
![]() |
| Majlis ta'lim Al Muhajirin menjadi tempat digelarnya lailatul ijtima' MWCNU Ujungjaya di awal minggu pertama bulan September. (Foto: Dok Eko Widiantoro) |
SUMEDANG, Inet99.id – Majlis Ta’lim Al Muhajirin di Dusun Ciroyom, Desa Palasari, Kecamatan Ujungjaya, dipadati puluhan jamaah pada Jumat malam (5/9). Mereka datang untuk mengikuti Lailatul Ijtima’ yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Ujungjaya.
Kegiatan rutin bulanan ini menghadirkan pengurus MWCNU, perwakilan lembaga, badan otonom NU, serta masyarakat dari berbagai kalangan. Acara berlangsung tertib dan khusyuk.
Rangkaian dimulai dengan istighotsah yang dipimpin Kiai Mustifa Kamil, pengasuh Ponpes Mathla’un Najah. Dilanjutkan dengan pembacaan Maulid oleh Ustadz Aep Saepul Falah.
Rais MWCNU Ujungjaya, Kiai Aip Syaripudin, mengaku senang kegiatan Lailatul Ijtima bisa berlangsung di rantingnya. Mengusung tema “Melestarikan tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik,” ia mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan di kalangan warga NU meski berbeda latar belakang guru dan majelis.
“Semua ilmu bermuara pada ajaran Nabi Muhammad SAW,” ujarnya. Kiai Aip juga menegaskan bahwa thariqah yang diakui NU adalah JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah).
Katib Syuriah MWCNU Ujungjaya, Kiai Dede Sambas Kustiawan, menambahkan pesan kebangsaan. Menurutnya, NU adalah benteng kekuatan bangsa yang harus dijaga dari pengaruh asing.
“Negeri ini sedang diguncang kekuatan luar. Mereka tahu NU adalah kunci kekuatan Indonesia. Karena itu, jamaah harus tabayun terhadap informasi agar tidak ada ruang bagi pihak luar merusak NU,” tegasnya.
Acara Lailatul Ijtima di Palasari malam itu tak hanya memperkuat ukhuwah warga NU, tetapi juga meneguhkan peran organisasi terbesar di Indonesia ini sebagai penjaga tradisi dan bangsa.
Pewarta •Eko
Editor •Andi
