Operasi Zebra Lodaya 2025 Bukan Sekadar Razia — Ini Pengingat Keras untuk Kita Semua
0 menit baca
inet99.id — Setiap tahun Operasi Zebra Lodaya datang dan pergi, namun pertanyaan yang selalu sama muncul: apakah kita benar-benar belajar?
Kota Bandung terus berkembang, jumlah kendaraan bertambah, tetapi kesadaran berlalu lintas justru seolah berjalan mundur. Lampu merah diterobos, helm dianggap formalitas, ponsel lebih penting daripada nyawa, dan jalanan kadang terasa seperti arena uji nyali.
Operasi Zebra Lodaya 2025 seharusnya tidak dilihat sebagai “momok” atau “pengejut pagi hari”, tetapi sebagai cermin yang memperlihatkan siapa kita sebagai pengguna jalan.
Keselamatan Bukan Sekadar Aturan — Ini Harga dari Kehidupan
Setiap pelanggaran lalu lintas sebenarnya adalah pertaruhan nasib.
Satu tangan memegang ponsel, satu keputusan menerobos marka, satu detik lengah — seringkali cukup untuk memisahkan kita dari orang-orang yang menunggu di rumah.
Polisi bisa berjaga di ratusan titik, ETLE bisa menangkap jutaan pelanggaran, tetapi tidak ada teknologi yang bisa menolong jika mental berkendara kita tetap abai.
Budaya Pelanggaran Tidak Boleh Jadi Identitas Kota
Bandung dikenal kreatif, ramah, penuh energi muda. Tetapi ironis ketika di jalan raya, sebagian pengendara justru menampilkan sisi lain: tergesa, egois, dan tak sabar.
Operasi Zebra bukan bentuk “polisi mencari-cari kesalahan”. Justru ini adalah upaya terakhir untuk mengingatkan bahwa:
Helm adalah pelindung kepala, bukan dekorasi. Lampu merah adalah berhenti, bukan “kalau kosong boleh jalan”.
Jalan raya bukan tempat uji kecepatan.
Pengguna jalan lain punya hak untuk pulang selamat, sama seperti kita.
Redaksi Mengajak Masyarakat: Jadikan Operasi Zebra Momen Introspeksi
Kami, redaksi inet99.id, mengajak seluruh warga Bandung untuk memanfaatkan Operasi Zebra Lodaya 2025 sebagai momen mengubah kebiasaan, bukan sekadar “menghindari razia”.
Tanyakan pada diri sendiri:
Apakah saya sudah berkendara dengan benar?
Apakah saya menjadi contoh yang baik untuk anak-anak dan keluarga?
Apakah saya memberi ruang aman bagi pengendara lain?
Karena pada akhirnya, keselamatan tidak dimulai dari tilang — tapi dari kesadaran kita sendiri.Sebuah Kota Tidak Diukur dari Banyaknya Kamera ETLE,
Tetapi dari Banyaknya Pengendara yang Paham Tata Tertib.
Operasi Zebra akan selesai dalam dua minggu.
Namun jika kesadaran tidak tumbuh, maka setiap hari di jalan raya akan tetap menjadi ancaman.
Mari jadikan momen ini sebagai titik balik.
Mari buktikan bahwa Bandung bukan hanya kota kreatif, tetapi juga kota yang tertib dan menjaga keselamatan warganya.
Karena keselamatan bukan pilihan — itu kewajiban bagi setiap orang yang menyalakan mesin kendaraan.
Pewarta •Suryana
