BRIN Panen Perdana Sorgum di Sumedang, Siap Manfaatkan Lahan Kritis dan Dorong Produksi Energi Terbarukan
0 menit baca
![]() |
Poto bersama 3 organisasi penelitian dan forkopimcam Ujungjaya setelah panen sorgum. Poto : Eko |
Sumedang, 19 Februari 2025 — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanen hasil uji coba perdana tanaman sorgum di Desa Palabuan, Kabupaten Sumedang. Hasil panen ini dinilai maksimal dan membuka optimisme terhadap pemanfaatan lahan tidak produktif serta potensi energi terbarukan dari tanaman lokal Indonesia.
Kepala Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur BRIN, Dr. Ir. Hens Saputra, M.Eng., IPU, menyebut bahwa pemilihan lahan di Desa Palabuan bukan tanpa alasan.
“Setelah kami survei, lahan di sini sangat representatif untuk proyek uji coba karena banyak area yang belum optimal dimanfaatkan, bahkan tergolong marginal. Sorgum kita tanam di lahan yang minim pupuk, dan hasilnya tetap tumbuh dengan baik. Artinya, ini punya potensi besar diterapkan di daerah lain,” ujar Hens saat ditemui di lokasi panen.
Dalam proyek ini, BRIN menanam empat varietas sorgum, termasuk varietas lokal hasil rekayasa BRIN sendiri yang diberi nama Bioguma, dan varietas impor dari Jepang. Semua varietas sedang dianalisis kandungan gula, nira, dan biomassa-nya untuk menentukan varietas terbaik yang cocok dengan iklim dan kondisi tanah Indonesia.
“Sorgum Jepang tampak lebih tinggi, tapi kita belum tahu mana yang lebih unggul secara nutrisi atau potensi energinya. Semua akan diuji,” jelasnya.
Potensi Energi dan Ketahanan Pangan
Hens menekankan bahwa sorgum bukan hanya komoditas pertanian biasa. Tanaman ini memiliki multi-output yang bisa diolah menjadi berbagai produk, terutama di bidang energi.
“Kami fokus pada bioetanol dari sorgum, yang bisa dicampur dengan bensin untuk kendaraan bermotor. Ini mendukung pengurangan emisi dan peningkatan angka oktan bahan bakar. Selain itu, limbah biomassa dari batang sorgum bisa dijadikan pelet untuk co-firing di pembangkit tenaga uap (PLTU),” paparnya.
BRIN bahkan berencana menguji pelet sorgum ini di PLTU Tanjung Jati yang dibangun oleh perusahaan energi asal Jepang, Sumitomo. Tak hanya itu, pihaknya juga tengah mengembangkan mesin pembangkit yang dirancang khusus agar mampu menyerap energi biomassa 100 persen.
“Ini langkah menuju kemandirian energi nasional. Jika engine-nya cocok, kita bisa menyerap hasil sorgum lebih banyak dan petani pun akan mendapatkan harga yang bagus,” tambahnya.
Tak berhenti di sektor energi, sorgum juga memiliki manfaat pangan. BRIN mengungkapkan bahwa nira sorgum bisa diolah menjadi pemanis rendah kalori yang cocok bagi penderita diabetes, sementara bijinya dapat dikonsumsi seperti beras sebagai alternatif sumber karbohidrat.
“Sekali tanam bisa panen berkali-kali, dan tetap tumbuh meski di lahan kritis. Artinya, sorgum ini bisa menjadi solusi untuk ketahanan pangan dan energi sekaligus,” pungkas Hens.
Pewarta : eko
Editor : jhon