Rupiah Menguat Tajam, Dolar AS Anjlok ke Rp14.948 Dipicu Ancaman Donald Trump ke Nigeria
0 menit baca
INET99.ID – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mengalami penurunan signifikan pada Selasa (4/11/2025) sore. Berdasarkan data pasar valuta asing pukul 18.54 WIB, dolar AS tercatat melemah hingga menyentuh level Rp14.948 per dolar. Angka ini menjadi posisi terendah dalam dua bulan terakhir, menandakan penguatan rupiah yang cukup tajam di tengah tekanan ekonomi global.
Penguatan rupiah kali ini dipengaruhi oleh sentimen positif dari dalam negeri, terutama setelah pemerintah mengumumkan surplus neraca perdagangan untuk bulan Oktober 2025. Surplus tersebut memberikan sinyal kuat terhadap kestabilan fundamental ekonomi Indonesia, sehingga menarik minat investor asing untuk kembali menanamkan modal di pasar domestik.
Selain itu, faktor eksternal juga berperan besar dalam pergerakan nilai tukar. Pelemahan dolar AS terjadi setelah munculnya ketegangan politik global yang memicu penurunan permintaan terhadap mata uang tersebut di pasar internasional.
Diduga, pelemahan dolar juga dipicu oleh pernyataan kontroversial mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengancam akan memberikan sanksi keras terhadap Nigeria atas dugaan penganiayaan terhadap umat Kristen di negara tersebut. Pernyataan itu menimbulkan gejolak di pasar global karena investor khawatir akan potensi ketegangan diplomatik dan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi kawasan Afrika dan hubungan perdagangan internasional.
Situasi tersebut membuat pelaku pasar beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman, termasuk mata uang Asia seperti rupiah. Akibatnya, nilai dolar AS terus menurun sementara sejumlah mata uang di kawasan Asia mengalami penguatan.
Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Melalui intervensi di pasar spot dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN), BI berkomitmen memastikan pergerakan rupiah tetap sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi nasional.
Meski penguatan rupiah menjadi kabar baik bagi perekonomian domestik, beberapa kalangan eksportir menilai nilai tukar yang terlalu kuat bisa menekan daya saing produk Indonesia di pasar global. Mereka berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas kurs agar tidak terlalu fluktuatif.
Dengan posisi dolar yang kini berada di kisaran Rp14.948, pasar keuangan diharapkan tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan. Para analis memperkirakan rupiah akan bergerak stabil di rentang Rp14.900–Rp15.100 per dolar hingga akhir pekan ini, seiring ekspektasi bahwa faktor eksternal masih dapat dikelola dengan kebijakan moneter yang hati-hati dari pemerintah dan Bank Indonesia.
•Red
