Ketua PPP Majalengka ke Mahasiswa: Jangan Takut Suara soal Tambang Ilegal!
0 menit baca
![]() |
| M.Fajar Shidik saat mengisi materi workshop di depan komunitas Awi Ngora. Foto: Yudistira |
Majalengka – Ketua DPC PPP Majalengka, Muh. Fajar Shidik, angkat suara soal maraknya aktivitas tambang ilegal di wilayahnya. Ia mengajak mahasiswa dan aktivis lingkungan untuk tidak takut menyampaikan kritik dan fakta di lapangan.
"Tambang itu nggak boleh ilegal. Kalau legal, ya silakan. Tapi sekarang yang jadi pertanyaan, mana yang legal? Itu yang harus kita cari tahu bareng-bareng," kata Fajar kepada wartawan, Sabtu (19/7/2025).
Fajar menilai isu tambang ilegal harus ditanggapi serius. Ia juga menyoroti kekhawatiran sejumlah mahasiswa yang merasa mendapat tekanan saat mulai vokal menyuarakan masalah ini.
Menurutnya, belum ada kejelasan soal wilayah mana saja di Majalengka yang memang diperuntukkan untuk kegiatan tambang. Ia menunggu pemaparan resmi revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dari Pemda.
"Terakhir kami komunikasi sama Dinas PUTR, katanya bulan depan revisi RTRW sudah mau rampung. Nah, nanti di situ kita bisa lihat jelas zona apa aja, termasuk tambang dan kawasan lindung," ucapnya.
Fajar juga menyinggung pentingnya keterbukaan data Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Ia menyebut KLHS untuk RPJPD sudah diterima, tapi untuk RPJMD belum ada.
"Data kayak LSD (Lahan Sawah Dilindungi), LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), itu penting banget. Biar kita tahu wilayah mana yang boleh dikembangkan, mana yang harus dijaga. Jangan sampai sawah jadi industri seenaknya," tegasnya.
Fajar mengingatkan bahwa Majalengka adalah lumbung pangan dan tidak boleh dikorbankan demi kepentingan jangka pendek. Menurutnya, pertanian di Majalengka harus dilindungi, bukan digusur.
"Kita semua pengen Majalengka maju, tapi jangan sampai petani dikorbanin. Jangan sampai tiba-tiba tanah mereka masuk zona tambang atau industri tanpa mereka tahu," katanya.
Soal isu intimidasi ke mahasiswa, Fajar minta agar mereka tetap tenang dan terus bersuara. Ia yakin, selama berada di posisi yang benar, mahasiswa akan mendapat perlindungan hukum.
"Selama kita benar, kenapa harus takut? Saya yakin hukum pasti berpihak ke yang benar," ujarnya.
Sebagai mantan aktivis, Fajar menyatakan siap mendampingi mahasiswa dan komunitas sipil yang konsisten mengawal isu lingkungan di Majalengka.
"Saya juga dulu aktivis. Saya tahu rasanya. Intimidasi jangan dilawan dengan diam. Kalau perlu, saya dampingi langsung," pungkasnya.
(Yudistira)
