Anggaran Rp300 Juta untuk Detikcom: Bupati Majalengka Buka Suara, Demi Investasi atau Publisitas?
![]() |
Bupati Majalengka klarifikasi di depan para awak media setelah rapat Paripurna. Poto:Eko/inet99.id |
MAJALENGKA, INET99.ID – Angka Rp300 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Majalengka untuk kerja sama dengan Detik.com menjadi guncangan di ranah publik. Sebuah unggahan media sosial yang mengklaim adanya alokasi dana sebesar itu untuk publikasi dengan media nasional memantik spekulasi liar di kalangan masyarakat dan pegiat media sosial setempat. Isu ini menyeruak, memicu pertanyaan tentang transparansi penggunaan anggaran.
Menanggapi riuhnya perbincangan, Bupati Majalengka Eman Suherman akhirnya angkat bicara. Ia memberikan klarifikasi lugas di hadapan awak media usai Sidang Paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Majalengka, Senin, 30 Juni 2025.
Di Balik Angka Rp300 Juta: "Detikcom Regional Summit"
Eman Suherman menjelaskan bahwa kucuran dana Rp300 juta itu bukan semata-mata untuk biaya publikasi, melainkan sebagai dukungan terhadap penyelenggaraan Detikcom Regional Summit di Majalengka. Acara tersebut mengusung tema "Investasi dan Pengembangan Rebana."
"Saya jujur saja, menyanggupi hubungan baik yang sudah terjalin antara Detik.com dan (pemerintahan) sebelumnya," ujar Eman, membeberkan kronologi awal komunikasi. "Saat saya baru empat hari bekerja (sebagai bupati), pihak Detik.com datang ke sini, menghubungi bahwa mereka akan melaksanakan kegiatan. Kegiatannya adalah rencana mereka akan melaksanakan di Majalengka terkait dengan Detikcom Regional Summit yang bertajuk investasi dan pengembangan Rebana," jelasnya.
Bupati menegaskan, skala acara Summit ini tak main-main. "Dihadiri para menteri, Pak Gubernur, kemudian tujuh bupati/wali kota. Bagi saya, inilah investasi komunikasi pasar yang akan datang." Ia menambahkan, kebutuhan akan investasi sangat mendesak bagi Majalengka yang "banyak kekurangan" dan "akses kita perlu ke sana kemari."
Kontrak Lama dan Komitmen Baru: Sebuah Simpang Siur?
Pertanyaan mengenai adanya komitmen kontrak kerja sama ini dengan pemerintahan sebelumnya sempat mencuat. Namun, Bupati Eman Suherman memilih untuk tidak memperjelasnya.
"Oh saya tidak tahu. Yang jelas saya datangnya kan saya yang diminta bahwa kami jadi melaksanakan Summit," jawab Bupati. Ia melanjutkan, "Kalau bicara bahasa Summit jadi berarti kan mungkin sudah ada ya. Saya tidak pernah mengatakan itu sudah ada di pemerintahan yang sebelumnya, tapi dengan kalimat itu berarti kan ya sudah komunikasi kan."
Ia menekankan keengganannya untuk memutus "hubungan baik" yang sudah terjalin. "Saya bagaimanapun tidak boleh apa namanya memutuskan hubungan baik ketika sudah kami," tuturnya.
Efisiensi Anggaran dan Publisitas "Gratis"
Eman Suherman juga mengungkapkan bahwa Detik.com awalnya mengajukan anggaran yang jauh lebih besar. Namun, dengan pertimbangan efisiensi dan kondisi keuangan daerah, ia mengambil sikap.
"Saya melihat kondisi secara efisiensi, kemudian anggaran kita sangat terbatas, tapi di sisi lain kan tidak mau memutuskan hubungan, enggak enak," akunya. "Makanya saya minta kepada teman-teman untuk dikaji ke Diskominfo. Maka keluarlah anggaran untuk melaksanakan mendukung kegiatan itu Rp300 juta."
Menurut Bupati, komitmen dari pihak Detik.com tidak berhenti pada acara Summit saja. Sebagai bagian dari kesepakatan, media tersebut akan mempublikasikan kegiatan-kegiatan pemerintah daerah.
"Komitmennya tertanggung, Pak, ketika itu sudah terbangun," kata Bupati. "Pihak Detik.com tentu akan mem-publish kegiatan-kegiatan pemerintah daerah. Maka salah satunya kemarin setelah selesai itu kan mereka janji jelas tidak berhenti dan membuktikan janji itu saya diwawancara."
Bupati Eman Suherman menggarisbawahi bahwa wawancara dan berita lanjutan itu adalah bagian dari komitmen, bukan pembayaran tambahan. "Nah di wawancara inilah mungkin ya ada sebagian teman yang tidak memahami pikirannya. Kita bayar Rp300 juta untuk itu. Ini yang tidak lanjut dari ketika pemimpin itu terjadi, sebagai bentuk bahwa dia melaksanakan komitmen bahwa apa yang disampaikan oleh mereka nanti akan dipublikasikan, ada wawancara juga, berita-berita itu gratis," tegasnya.
Ia menutup klarifikasinya dengan harapan agar tidak ada miskomunikasi. "Ya ini biar biar apa namanya biar jelas jangan sampai ada miskomunikasi di antara kita. Apalagi saya tidak enak ketika saya memperhatikan nasional sementara media lokal tidak diperhatikan, aduh saya enggak begitu."tutup Bupati.
Pewarta •Eko Editor •Jhon