-->
  • Jelajahi

    Copyright © inet99.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Adsense

    Jangan Salah Memilih Pemimpin, Dian Rahadian: Karena Yang Kita Pilih Bukan Sebagai Calon Pemimpin Tapi Memberi Peluang Sebagai Calon Bangsat

    Jhon
    Wednesday, November 13, 2024, Wednesday, November 13, 2024 WIB
    Pengamat polotik Dian Rahadian


    INET99.ID - Pengamat Politik Dian Rahadian Menilai Kesenjangan Sosial Jadi Lahan Subur bagi Praktik Korupsi di Indonesia.

    Masyarakat yang terjebak dalam kemiskinan dan kurangnya akses pendidikan membuka ruang bagi munculnya praktik korupsi yang kian subur di Indonesia. 

    Menurut pengamat politik, Dian Rahadian, kondisi ini menciptakan peluang bagi para pemegang kekuasaan untuk bertindak sewenang-wenang, yang semakin memperburuk kesejahteraan rakyat.

    "Ketika masyarakat tidak memiliki akses cukup terhadap pendidikan dan terus berada dalam kemiskinan, mereka menjadi rentan terhadap manipulasi kekuasaan. Keadaan ini membuka jalan bagi para koruptor untuk memanfaatkan situasi tersebut demi kepentingan pribadi," ujar Dian Rahadian lewat pesan singkat Whatsapp. Rabu sore, 13/11/2024.

    Dian menekankan bahwa solusi untuk memutus rantai korupsi dan kesewenang-wenangan kekuasaan terletak pada pendidikan yang merata dan perbaikan ekonomi masyarakat. Dengan peningkatan pendidikan, masyarakat diharapkan akan lebih kritis dan berani menuntut pertanggungjawaban dari para pemimpin mereka.

    “Pendidikan adalah kunci untuk membangun kesadaran dan mengurangi ketergantungan pada penguasa. Jika masyarakat lebih sadar dan berani bersuara, para pemegang kekuasaan akan berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan korup,” kata Dian.

    "Sekali sebagai pelaku koruptor maka tidak ada kata istilah mantan koruptor dia akan selalu menjadi koruptor, Kita lihat saja lingkup Bandung raya, dari mulai Kota bandung ada calon, Kab bandung ada calon, Kab bandung barat ada calon. Belum lagi kita lihat tinngkat kota Kabupaten Jawa Barat lainnya. lihat juga kompetisi tingkat Provinsi. Saya berharap masyarakat luangkan waktu sebentar saja untuk melacak secara digital siapa si para calon kepala daerah itu, apakah sebagai koruptor , koruptor yang sdh bebas hukuman , apa sebagai koruptor yang licin tdk tersentuh hukum" tambahnya.

    Sejarah peradaban dunia mencatat bahwa keruntuhan banyak bangsa dan negara sering kali berakar dari kepemimpinan yang korup. 

    Korupsi di level kepemimpinan bukan hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga menghancurkan moralitas, merusak tatanan sosial, dan menciptakan kesenjangan yang melebar di masyarakat. Hal ini, menurut pengamat politik Dian Rahadian, menjadi ancaman nyata bagi bangsa mana pun, termasuk Indonesia.

    Dian Rahadian menekankan bahwa korupsi telah menghancurkan peradaban besar sepanjang sejarah. Contohnya, Kekaisaran Romawi yang pernah berjaya pada masanya akhirnya runtuh di bawah kepemimpinan yang tidak lagi mementingkan kesejahteraan rakyat, melainkan kekayaan pribadi dan golongan tertentu.

    “Peradaban besar lainnya seperti Mesir Kuno, Kekaisaran Ottoman, dan bahkan beberapa negara modern juga mengalami keruntuhan akibat praktik korupsi di kalangan pemimpin. Korupsi melemahkan negara dari dalam, merusak sistem keadilan, dan menghilangkan kepercayaan rakyat kepada pemerintah,” jelas Dian.

    Di Indonesia, fenomena serupa juga menjadi ancaman serius. Menurut Dian, masyarakat yang miskin dan minim pendidikan kerap kali menjadi korban dari sistem yang korup. Ketika para pemimpin memperkaya diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan rakyat, masyarakat dibiarkan hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan.

    Dian menambahkan, korupsi bukan hanya soal pencurian uang rakyat, tetapi juga soal perusakan moralitas bangsa. Pemimpin yang korup cenderung mengabaikan prinsip-prinsip keadilan dan hanya memperhatikan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Akibatnya, masyarakat kehilangan pegangan, norma-norma rusak, dan solidaritas sosial terkikis, menciptakan kondisi yang rentan bagi munculnya konflik sosial.

    "Ketika rakyat mulai merasa bahwa pemimpin mereka tidak dapat dipercaya, muncul perasaan apatisme yang berujung pada ketidakpedulian terhadap kondisi bangsa. Negara tanpa kepercayaan dari rakyatnya bagaikan bangunan yang rapuh, mudah runtuh kapan saja," ujar Dian.

    "Saya berharap masyarakat harus mampu merubah pola pikirnya, sadari bahwa tidak ada rumusannya koruptor mampu mensejahtrakan masyarakatnya. Konsep mereka hanya membuat masyarakat bodoh miskin penyakitan, mereka bukan robin hood, mereka jelas jelas tipikal bangsat murni, hanya satu semboyan yg mereka pegang BERBANGSAT RIA LAH SEKSAMA, BERJEMAAH ITU LEBIH AMAN," tegasnya.

    "Jika kita ada kesadaran dan kemauan untuk merubah jawa barat lebih maju maka jangan pilih si calon koruptor. Jika kita pilih mereka itu merupakan tindakan keliru. Karena yang kita pilih bukan sebagai calon pemimpin tapi memberi peluang sebagai CALON BANGSAT," Pungkasnya.

    Belajar dari Sejarah untuk Mencegah Kehancuran

    Dian Rahadian mengingatkan bahwa sejarah memberikan banyak pelajaran berharga bagi bangsa yang ingin maju. Negara yang berhasil bangkit dari kemerosotan adalah negara yang mengakar kuat pada nilai integritas dan keadilan. Masyarakat yang kritis dan berpendidikan tinggi mampu mengawasi pemimpinnya dan mencegah tindakan korupsi.

    Menurutnya, hanya dengan pemimpin yang memiliki komitmen untuk mengutamakan kepentingan rakyat, negara bisa terhindar dari kehancuran seperti yang dialami banyak peradaban besar. Hal ini menjadi tugas bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk membangun sistem yang bersih, kuat, dan berintegritas agar bangsa ini tidak terjerumus dalam kegelapan yang sama.



    Pewarta : Yn/Hd
    Editor : Jhon
    Copyright @inet99.id 2024


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini