BREAKING NEWS

Heboh Ritual Ngumbah Pusaka di Ciloto Cipanas, Puluhan Warga Kerasukan hingga Mediator Makan Bunga Melati!



Cianjur, iNet99.id – Suasana berbeda terasa di Kampung Jemprak , Desa Ciloto kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Kamis (4/9/2025) malam Jum’at. Puluhan warga berkumpul untuk mengikuti tradisi Ngumbah Pusaka atau pencucian benda pusaka, sekaligus ritual mandi seribu bunga. Kegiatan tersebut bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi Ngumbah Pusaka telah berlangsung turun-temurun di wilayah tersebut. Benda-benda bersejarah seperti keris, pedang, dan sejumlah pusaka lain dibersihkan secara khidmat sebagai simbol penghormatan serta penjagaan warisan budaya leluhur. Prosesi ini diyakini mampu menjaga nilai sejarah sekaligus mempererat hubungan masyarakat dengan tradisi lokal.

Acara ini diprakarsai oleh kreator konten sekaligus Tiktoker asal Cipanas Cianjur, MATA MARLAN. Ia menginisiasi kegiatan agar generasi muda tidak melupakan nilai-nilai budaya yang sarat makna. Selain pencucian pusaka, masyarakat juga mengikuti ritual mandi seribu bunga yang dipercaya memberikan ketenangan batin dan membersihkan energi negatif.

Selama jalannya acara, suasana sempat mencekam ketika beberapa orang mengalami kerasukan. Bahkan, satu di antaranya sulit disembuhkan dan membutuhkan waktu hampir satu jam untuk dipulihkan. Fenomena tersebut membuat sebagian warga terkejut, namun tetap khidmat mengikuti rangkaian acara hingga selesai.



Salah satu mediator spiritual yang hadir, Ira Rahmawati, mengambil peran penting dalam menenangkan peserta yang kerasukan. Dalam salah satu momen, ia bahkan harus memakan kembang melati sebagai bagian dari proses penyembuhan. Hal ini sontak menjadi perhatian masyarakat yang hadir.

“Kadang energi yang hadir sangat kuat, sehingga tubuh manusia tidak mampu menahannya. Saya hanya menjalankan peran sesuai amanah yang diberikan untuk menjaga jalannya acara,” ujar Ira Rahmawati kepada wartawan iNet99.id.

Selain Ira, hadir pula mediator lain bernama Hasan yang ikut membantu proses mediator. Ia turut mengarahkan warga agar tetap tenang dan menjaga kekhidmatan acara meski situasi sempat kacau.

“Yang terpenting adalah menjaga niat dan suasana tetap positif. Energi negatif biasanya datang ketika ada kekosongan batin. Dengan doa bersama, insyaAllah semua bisa kembali tenang,” tutur Hasan usai prosesi.

Sementara itu, MATA MARLAN menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ritual, melainkan juga momentum untuk melestarikan kearifan lokal. Ia berharap generasi muda bisa lebih menghargai tradisi dan warisan leluhur.

“Pusaka bukan sekadar benda, tapi menyimpan nilai sejarah dan filosofi hidup. Dengan kegiatan ini, kita belajar menghormati warisan nenek moyang. Saya ingin generasi sekarang bisa memahami makna itu, bukan hanya melihat dari sisi mistisnya saja,” ucap MATA MARLAN.

Meski sempat diwarnai kejadian kerasukan, acara berlangsung lancar hingga tengah malam. Warga yang hadir tetap antusias dan menganggapnya sebagai bagian dari dinamika spiritual yang sering muncul dalam prosesi adat semacam ini.

Tradisi Ngumbah Pusaka dan mandi seribu bunga di Desa Ciloto kembali menjadi bukti bahwa budaya lokal masih mendapat tempat di hati masyarakat. Di tengah gempuran modernisasi, warisan leluhur tetap dijaga sebagai identitas dan kekayaan budaya bangsa.


Pewarta •Yayan
Editor •Andi

Lengkap bisa kunjungi tiktok MATA MARLAN


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar

Terkini